Aqidah Islam, Persoalan Hidup Dan Mati


PDF Print E-mail
Sunday, 21 December 2008
Bagaimanapun juga Islam harus dihadapi, karena semua yang menguntungkan Islam di Kepulauan ini akan merugikan kekuasaan Belanda… Kristenisasi merupakan faktor penting dalam proses penjajahan (Alb C. Kruyt (tokoh Nederlands bijbelgenootschap) dan OJH Graaf van Limburg Stirum)

" Man Baddala dinahu faqtuluhu" (Barang siapa yang mengganti agamanya, bunuhlah dia), demikian sabda Rosulullah saw. Hadist ini ditujukan pada muslim yang telah memeluk agama Islam ,kemudian murtad. Adapun bagi yang non muslim tetap berlaku prinsip "laa ikroha fiddin" (tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam).

Kenapa Islam sangat tegas terhadap orang yang murtad yang keluar dari Islam? Aqidah Islam ini merupakan persoalan pokok, mendasar, bahkan merupakan persoalan hidup dan mati. Syekh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab an Nidhomul Islam menjelaskan posisi aqidah dalam Islam : Aqidah Islam adalah al Qoidah al Fikriyah (dasar pemikiran) yang menjadi basis dari seluruh sistem dan pemikiran. Aqidah bagaikan fondasi sebuah rumah yang menentukan kuat tidaknya rumah tersebut, bagaikan akar pohon yang menjulang tinggi, sehingga kalau akar ini membusuk, pohon ini juga akan tumbang. Aqidah sebagai fondasi ini bukan hanya untuk individu muslim tapi juga fondasi negara .

Membiarkan seseorang dengan gampang keluar dari agama Islam, akan membuat aqidah Islam ini disepelekan. Kalau ini terjadi jelas akan mengancam fondasi kehidupan Islam baik individunya tapi juga masyarakatnya. Tidak heran kalau masalah aqidah ini dianggap merupakan persoalan hidup dan mati , karena menentukan hidup dan matinya umat Islam. Namun perlu dicatat, sanksi kepada orang yang murtad ini ditetapkan berdasarkan proses pengadilan yang ketat, transparan, dan amanah.

Barat tahu persis pentingnya aqidah Islam ini bagi seorang muslim dan bagi dunia Islam. Tidaklah mengherankan berbagai upaya mereka lakukan untuk melumpuhkan aqidah Islam ini .Hal ini sebenarnya sudah dijelasakan oleh Allah Swt kepada kita bagaimana orang-orang kafir akan terus menerus memerangi umat Islam sampai umat Islam murtad (keluar) dari agamanya. Kalaupun tidak murtad , paling tidak umat Islam mengikuti millah (ideologi) kufur.

Kristenisasi dan penjajahan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kristenisasi punya motif politik untuk memudahkan dan memperkuat eksistensi penjajahan kolonial di dunia Islam. Misi Kristen dalam bidang politik ditempuh dengan beberapa cara . Antara lain, memastikan system di negeri-negeri Islam adalah system sekuler. Karena itu mereka berupaya keras untuk mencegah tegaknya syariat Islam di negeri Islam.

Upaya peniadaan syariat Islam tampak dalam pandangan orientalis klasik, Snouck Hurgronje (1857-1936) yang merekomendasikan kepada Pemerintah Hindia Belanda agar memberikan kebebasan kepada umat Islam dalam masalah ruhiah, tetapi mencegah syariat Islam yang terkait dengan politik, seperti masalah Khilafah dan Pan Islamisme.

Namun yang jelas proyek kristenisasi ini semakin menguat setelah umat Islam tidak lagi memiliki pelindung yakni Khilafah Islam. Kemiskinan yang diakibat oleh system kapitalisme telah benar-benar dimanfaatkan untuk memurtadkan umat Islam. Sesuatu yang pasti akan dicegah oleh negara Khilafah yang memiliki tugas pokok memenuhi kebutuhan pokok tiap individu rakyat. Leluasanya kelompok misionaris memurtadkan umat Islam disebabkan penguasa negeri Islam adalah antek negara-negara Kapitalism yang lemah dan menghamba kepada Barat . Khilafah jelas tidak akan membiarkan hal ini. Menjaga aqidah adalah tugas pokok Khilafah Islam.[] farid wadjdi

sumber: mediaumat.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI PENYAKIT MAGH DAN ASAM LAMBUNG TINGGI DENGAN MUDAH & NYAMAN

Benarkah Nasionalisme itu Bukan Kekufuran?

Belajar Terjemah Alquran dan Bahasa Arab